Mengapa Sebagian Orang Tidak Kena Flu?


Mengapa sebagian orang mengalami demam yang parah sehingga harus dirawat di tempat tidur, batuk-batuk dan bersin-bersin selama berhari-hari—sedangkan yang lainnya tampaknya tidak pernah sakit?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, para peneliti dari Universitas Michigan melakukan penelitian pertama dalam bidangnya: Mereka menginfeksi 17 orang sehat dengan virus penyakit flu dan menemukan bahwa setiap orang yang terekspose terhadap penyakit flu sebenarnya sudah terserang penyakit tersebut, tetapi tubuh mereka bereaksi dengan cara yang berbeda. Separuh dari partsipan dalam studi tersebut jatuh sakit; sedangkan separuh lainnya tidak apa-apa.

“Banyak orang berpendapat bahwa jika Anda terekspos pada sebuah virus dan Anda tidak jatuh sakit karenanya, itu karena virus tersebut tidak melekat atau karena virus tersebut terlalu lemah, virus tersebut hanya numpang lewat di dalam sistem tubuh Anda dan sistem tubuh Anda tidak memperhatikannya. Namun itu bukanlah pendapat yang tepat,” kata Alfred Hero, professor di University of Michigan College of Engineering dan penulis dalam penelitian tersebut, yang diterbitkan pada hari Kamis kemarin dalam jurnal PLoS Genetics.

Dia melanjutkan, “Ada respons imun yang aktif yang ikut menentukan resistensi dari orang-orang tertentu yang jatuh sakit, dan respons tersebut sama aktifnya dengan respons yang kita ketahui dan kita benci, yaitu jatuh sakit pilek, demam, batuk-batuk dan bersin-bersin. Masalahnya adalah respons-respons tersebut berbeda-beda.”

Hero, bersama-sama dengan para ilmuwan dari Duke University Medical Center dan Duke Institute for Genome Sciences & Policy, meneliti ekspresi gen para partisipan untuk mengetahui bagaimana sistem imun bereaksi terhadap virus flu. Analisis tersebut me-review 22.000 gen dan 267 sampel darah, dan menggunakan sebuah algoritma pengenalan pola (pattern recognition algorithm) dan beberapa metode lain untuk menemukan tanda-tanda awal genomik (genomic signatures) yang berhubungan dengan respons imun pada orang yang mendapat gejala flu dan mereka yang tidak mendapatkannya.

Mereka menemukan respons-respons imun yang signifikan dan kompleks pada orang-orang yang jatuh sakit dan orang yang tidak. Para ilmuwan tersebut memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada darah mereka 36 jam sebelum mereka benar-benar jatuh sakit. Meski mereka mengerti bahwa sistem imun sebagian orang menolak virus tersebut, namun mereka belum mengetahui bagaimana dan mengapa hal itu terjadi.

Ada respon imun aktif di belakang layar meski Anda tidak jatuh sakit,” kata Hero. “Apa yang kami temukan adalah perbedaan-perbedaan di dalam metabolisme biologis dan ekspresi gen mereka. Perbedaan-perbedaan ini ada hubungannya dengan antioksidan.”

Nantinya, jika para ilmuwan bisa memahami apa yang terjadi pada level genome yang membuat orang menjadi mudah terkena penyait akibat virus (viral illness), mereka bisa mengembangkan therapi-therapi untuk mencegah penyakit tersebut.

Lamar Johnson, 44, dari Minneapolis, mengatakan dia sering bertanya-tanya dalam hati apakah minum beberapa gelas jus sehari dan makan sayur-sayuran segar dalam jumlah banyak bisa membuat dia sehat—karena pada musim dingin yang ekstrem, ketika semua orang di sekitarnya tampak terkena flu, dia tidak pernah sakit. Sebenarnya, dia tidak percaya jika dia tidak pernah terkena flu seumur hidupnya.

“Saya hanya menghindari dingin, melakukan apa saja yang saya bisa untuk menjauh dari orang-orang yang sedang sakit dan saya berharap saya tidak ikut-ikutan sakit,” katanya.

Sebenarnyalah, Hero mengatakan bahwa minum jus, dan makan buah-buahan segar dan sayur-sayuran untuk mendapatkan asupan antioksidan boleh jadi merupakan cara untuk menghindari flu.

“Mungkin saja orang yang tidak terkena penyakit ini mempunyai level antioksidan awal yang tinggi di dalam darah mereka, dan boleh jadi inilah yang melindungi mereka, tetapi kami tidak berani mengatakan demikian karena seseungguhnya kami tidak tahu. Kita tidak bisa membuat hipotesis-hipotesis seperti ini tanpa didukung data.”

Para peneliti tahu flu bisa membahayakan. Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit melaporkan dari 15 juta hingga 60 juta orang Amerika yang terkena flu setiap tahunnya, 5.000 hingga 45.000 di antaranya tewas karenanya. Sekitar 200.000 orang masuk rumah sakit karena flu setiap tahunnya.

Hero mengatakan penelitiannya ini bisa menciptakan test yang murah yang bisa dilakukan orang untuk mengetahui apakah mereka akan terkena gejala flu 36 jam sebelumnya. Hero mengatakan, Dengan cara itu orang akan tahu apakah mereka perlu beristirahat, menunda liburan main ski yang mereka rencanakan atau menjauh dari kakek-nenek mereka yang mudah terkena flu. (By Kimberly Hayes Taylor)
© 2011 msnbc.com.  Reprints

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger