HIV/AIDS Bukan Masalah Wisata

Menanggapi tulisan di harian Lampung Post yang berjudul “Potensi HIV/AIDS di Lampung Barat Tinggi,” (Lampung Post, 9 Maret, 2013) dan Tajuk Rencana Lampung Post yang berjudul “Budaya Lokal Perisai HIV/AIDS,” (Lampung Post, 11 Maret 2013), saya ingin menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

1.       Membaca isi kedua tulisan tersebut saya berkesimpulan bahwa yang dimaksud dengan daerah Lampung Barat dalam kedua tulisan tersebut adalah Krui karena kedua tulisan tersebut menggunakan narasumber kepala Puskesmas Krui.

2.       HIV/AIDS tidak menyebar melalui wisatawan melainkan melalui hubungan seks bebas dan transfusi darah atau penggunaan jarum suntik. Sebuah daerah bisa disebut mempunyai potensi HIV/AIDS yang tinggi apabila di daerah tersebut terdapat kebiasaan seks bebas dan transfusi darah yang tinggi, bukan karena kunjungan wisatawan ke daerah tersebut tinggi.

3.       Kunjungan wisatawan tidak ada hubungannya dengan penyebaran HIV/AIDS. Di Indonesia, kasus HIV/AIDS yang paling tinggi terdapat di Papua, sebuah daerah yang bahkan tidak termasuk dalam 10 besar derah tujuan wisata. Sedangkan di tingkat dunia, kasus HIV/AIDS terbesar terdapat di negara-negara Afrika, yang, juga, bukan merupakan daerah tujuan wisata utama.

4.       Dari 500-an orang penderita HIV/AIDS di Lampung tidak ada satupun yang berasal dari Krui.

5.       Dalam salah satu pernyataannya yang dikutip dalam kedua tulisan tersebut, Dr. Suswandi, kepala Puskesmas Krui, mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan untuk membuktikan adanya kasus HIV/AIDS di Krui, Lampung Barat. Dalam konteks apakah Dr. Suswandi ingin membuktikan bahwa terdapat kasus HIV/AIDS di Krui? Apakah dia pernah mendengar ada kasus HIV/AIDS yang menimpa salah seorang penduduk Krui sehingga dia ingin membuktikannya? Apakah dia pernah melihat terjadi praktik seks bebas atau transfusi darah atau penggunaan jarum suntik yang dilakukan secara liar di Krui? Ataukah dia sekedar merasa penasaran mengapa tidak ada seorangpun yang terkena HIV/AIDS di Krui mengingat Krui adalah daerah tujuan wisata?

6.       Masalah HIV/AIDS adalah masalah gaya hidup bukan masalah wisata. Kampanye tentang penanggulangan HIV/AIDS jangan sampai menggiring persepsi masyarakat bahwa HIV/AIDS hanya bisa menyebar di daerah-daerah tujuan wisata karena hal ini menyesatkan.

Kampanye penanggulangan HIV/AIDS adalah isu yang sensitif yang bisa menimbulkan salah persepsi dan salah sasaran. Kampanye penanggulangan HIV/AIDS hendaknya dilakukan di mana saja di tempat-tempat yang terdapat kegiatan seks bebas dan transfusi darah atau pemakaian jarum suntik yang tinggi. Saya menyesalkan kedua tulisan tersebut yang hanya menjadikan Krui sebagai daerah sasaran perkembangan HIV/AIDS.

comment 0 comments:

Post a Comment

 
© Hasim's Space | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger